This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 28 Maret 2015

Komponen Elektronika beserta fungsi dan Satuannya

Komponen Elektronika beserta fungsi dan Satuannya

1)      RESISTOR
Tahanan listrik pada sebuah penghantar dilambangkan dengan R dan diidentifikasikan dengan rumus :
R = V/I
dimana :
R = Tahanan dalam Ohm
V = Tegangan dalam Volt
I = Arus dalam Ampere
Tahanan merupakan komponen yang didesain untuk memiliki besar tahanan tertentu dan disebut pula sebagai resistor. Resistor dikategorikan menjadi 2, yaitu:
  1. Resistor linear : resistor yang bekerja sesuai dengan hukum ohm
  2. Resistor non linear : dimana perubahan nilai karena kepekaan tertentu
a.      Fotoresistor : peka terhadap cahaya
b.      Thermistor : peka terhadap panas
c.       Resistor yang tergantung pada tegangan listrik

2)      KAPASITOR
Kapasitor banyak digunakan dalam sirkit elektronik dan mengerjakan berbagai fungsi. Pada dasarnya kapasitor merupakan komponen penyimpan muatan listrik yang dibentuk dari dua permukaan yang berhubungan tapi dipisahkan oleh satu penyekat. Bila elektron berpisah dari satu plat ke plat lain akan terdapat muatan diantara kedua plat medium penyekat tadi. Muatan ini diseb abkan oleh muatan positif pada plat yang kehilangan elektron dan muatan negatif pada plat yang memperoleh elektron.Apabila diantara kedua plat diberikan tegangan 1 volt maka kapasitor dapat menyimpan muatan listrik sebesar 1 coulomb, maka kapasitas dari kapasitor tersebut adalah 1 farad. Maka besarnya kapasitansi dapat dihitung dengan rumus :

Kapasitansi C = ( Muatan Q / Tegangan V )
3)      INDUKTOR
Bentuk dasar sebuah induktor adalah kawat yang dililitkan menjadi sebuah koil.

jika terdapat arus yang mengalir pada induktor maka akan terbentuk medan magnet, jika arus tersebut berubah maka medan magnet tersebut akan berubah pula. Jika arus meningkat maka medan magnet juga akan meningkat. Perubahan medan magnet iniakan menginduksi suatu tegangan pada koil. Hal ini terjadi karena suatu sifat yang disebut dengan induksi diri atau sering disebut dengan induktansi.

induktasi adalah ukuran kemampuan sebuah induktor untuk membangkitkan suatu tegangan induksi sebagai akibat dari perubahan arus yang mengalir pada induktor. Induktor dapat menyimpan energi di dalam medan magnet yang dihasilkan oleh arus. Induktor dibuat dalam berbagai bentuk dan ukuran. Induktor dapat menyimpan energi di dalam medan magnet yang dihasilkan oleh arus. Besar energi dinyatakan dengan rumus :

W = ½.L.I2

dimana : W = energi dalam Joule
L = induktansi dalam Henry
I = arus dalam Ampere

4)      DIODA
Diode modern dibuat dari bahan semikonduktor. Pada mulanya diode dibuat dari bahan germanium karena bahan ini lebih mudah dipakai untuk memurnikan bahan dasar apabila dibandingkan dengan silikon, namun semua peralatan germanium mempunyai kelemahan yaitu akan rusak bila suhu naik. Setelah pemurnian silikon mencapai tingkat yangdibutuhk an, peralatan silikon mulai muncul. Sekarang pasaran semikonduktor benarbenar dikuasai oleh silikon.

Diode merupakan bahan dengan 2 terminal dan terbentuk dari dua jenis semikonduktor (silikon jenis n dan silikon jenis p) yang tersambung. Bahan ini mampu dialiri arus secara relatif mudah dalam satu arah. Diode dibuat dalam berbagai bentuk dan ukuran serta amat berguna. Pada simbol diode menyerupai anah panah yang menunjukkan arah aliran arus listrik.

5)      Transformator atau sering juga disebut trafo adalah komponen elektronika pasif yang berfungsi untuk mengubah (menaikkan/menurunkan) tegangangan listrik bolak-balik (AC). Bentuk dasar transformator adalah sepasang ujung pada bagian primer dan sepasang ujung pada bagian sekunder. Bagian primer dan skunder adalah merupakan lilitan kawat email yang tidak berhubungan secara elektris. Kedua lilitan kawat ini dililitkan pada sebuah inti yang dinamakan inti trafo. Untuk trafo yang digunakan pada tegangan AC frekuensi rendah biasanya inti trafo terbuat dari lempengan2 besi yang disusun menjadi satu membentuk teras besi. Sedangkan untuk trafo frekuensi tinggi (digunakan pada rangkaian2 Radio Frequency/RF) menggunakan inti ferit (serbuk besi yang dipadatkan).
Besarnya arus listrik yang bisa di supply oleh sebuah trafo biasanya juga dicantumkan misalnya 0.5 Amp, 1 Amp, 5 Amp dsb. Sesuaikan dengan kebutuhan jika membeli atau menggunakannya agar bisa berfungsi normal dan efisien.

6)      Relay merupakan suatu komponen (rangkaian) elektronika yang bersifat elektronis dan sederhana serta tersusun oleh saklar, lilitan, dan poros besi. Penggunaan relay ini dalam perangkat-perangkat elektronika sangatlah banyak. Terutama di perangkat yang bersifat elektronis atau otomatis. Contoh di Televisi, Radio, Lampu otomatis dan lain-lain.
Cara kerja komponen ini dimulai pada saat mengalirnya arus listrik melalui koil,lalu membuat medan magnet sekitarnya sehingga dapat merubah posisi saklar yang ada di dalam relay terserbut, sehingga menghasilkan arus listrik yang lebih besar. Disinilah keutamaan komponen sederhana ini yaitu dengan bentuknya yang minimal bisa menghasilkan arus yang lebih besar.
Pemakaian relay dalam perangkat-perangkat elektronika mempunyai Keuntungan yaitu ;
  1. Dapat mengontrol sendiri arus serta tegangan listrik yang diinginkan.
  2. Dapat memaksimalkan besarnya tegangan listrik hingga mencapai batas maksimalnya.
  3. Dapat menggunakan baik saklar maupun koil lebih dari satu, disesuaikan dengan kebutuhan
7)      Transduser berasal dari kata “traducere” dalam bahasa Latin yang berarti mengubah. Sehingga transduser dapat didefinisikan sebagai suatu peranti yang dapat mengubah suatu energi ke bentuk energi yang lain. Bagian masukan dari transduser disebut “sensor ”, karena bagian ini dapat mengindera suatu kuantitas fisik tertentu dan mengubahnya menjadi bentuk energi yang lain.
Dari sisi pola aktivasinya, transduser dapat dibagi menjadi dua,yaitu:
a. Transduser pasif
yaitu transduser yang dapat bekerja bila mendapat energi tambahan dari luar. Contoh : thermistor. Untuk mengubah energi panas menjadi energi listrik yaitu tegangan listrik, maka thermistor harus dialiri arus listrik. Ketika hambatan thermistor berubah karena pengaruh panas, maka tegangan listrik dari thermistor juga berubah.
b. Transduser aktif
yaitu transduser yang bekerja tanpa tambahan energi dari luar, tetapi menggunakan energi yang akan diubah itu sendiri. Contoh : termokopel. Ketika menerima panas, termokopel langsung menghasilkan tegangan listrik tanpa membutuhkan energi dari luar.

8)      Komparator merupakan rangkaian elektronik yang akan membandingkan suatu input dengan referensi tertentu untuk menghasilkan output berupa dua nilai (high dan low). Suatu komparator mempunyai dua masukan yang terdiri dari tegangan acuan (Vreference) dan tegangan masukan (Vinput) serta satu tegangan ouput (Voutput).
Komparator biasanya menggunakan Op-Amp sebagai piranti utama dalam rangkaian.Vrefdi hubungkan ke +V supply, kemudian R1 dan R2 digunakan sebagai pembagi tegangan, sehingga nilai tegangan yang di referensikan pada masukan Op-amp adalah sebesar :
V = [R1/(R1+R2) ]

9)      Satuan-satuan praktis yang sering digunakan dalam pengukuran -pengukuran besaran listrik adalah :
  1. Arus Listrik ( I ) = Ampere ( A )
  2. Tegangan ( V ) = Volt ( V )
  3. Tahanan ( R ) = Ohm ( W )
  4. Daya Semu ( S ) = Voltampere ( VA)
  5. Daya Nyata ( P ) = Watt ( W )
  6. Daya Reaktif ( Q ) = Voltampere reaktif ( VAR )
  7. Induktansi ( L ) = Henry ( H )
  8. Kapasitansi ( C ) = Farad ( F )
  9. Muatan Listrik ( Q ) = Coulomb ( C )
  10. sumberhttp://tugaskuliah-esti.blogspot.com/2012/08/komponen-elektronika-beserta-fungsi-dan.html

Sabtu, 21 Maret 2015

Pengertian Data Mining

Pengertian

  • Data mining merupakan proses berulang-ulang, di manapenyelesaian didefinisikan olehpenemuan, baik secara otomatisatau metode manual.(Kantardzic, 2003)
  • Data mining (DM) adalah ekstraksi dari suatu informasi yang manarik atau berguna dari database besar (DB). Dengan pencarian otomatispengetahuan implisit dalam DBs, menggunakan DM analisis statistik canggih dan teknik pemodelan untuk menemukan pola dan hubungantersembunyi dalam organisasi DBs (Wang, 2003)
  • Data mining merujuk pada ekstraksi atau \ pertambangan "pengetahuan dari data dalam jumlah besar (Han, 2005)
  • Non-trivial ekstraksi implisit, yang sebelumnya tidak dikenal dan berpotensimenjadi informasi yang berguna dari data (Tan, 2003)
Macam - Macam Model Data Mining

A. Metode Prediksi
Dengan menggunakan beberapa variabel untuk memprediksi nilai yang belum diketahui (unknown) atau nilai selanjutnya (future) atau variabel lain.

Contoh :

1. Classification
  • Pada persoalan klasifikasi, kita memiliki sejumlah kasus (sampel data) dan ingin mempresiksi beberapa class yang ada pada sampel data tersebut.
  • Tiap isntan data berisi banyak atribut, dimana masing-masing atribut memiliki satu dari beberapa kemungkinan nilai.
  • Hanya satu atribut diantara banyak aribut tersebut yang disebut atribut target, sedangkan atribut yang lain disebut sebagai atribut prediktor.
2. Regression
3. Deviation Detection

B. Metode Deskripsi
Menemukan pola pendeskripsian data yang dapat diinterpretasikan oleh manusia.

Contoh :

1. Clustering
  • Teknik yang berguna untuk mengeksplorasi data
  • digunakan pada saat banyak kasus dan tidak memiliki pengelompokan secara alami. (Dalam hal ini algoritma data mining dapat digunakan untuk mencari pengelompokan yang ada pada peta).
  • Clustering model berbeda dari model prediktif dikarenakan pada clustering tidak perlu ada atribut target.
  • Clustering juga dapat diorganisasi ke dalam sturktur hirarkikal akan mendefinisikan taksonomi dari data.
2. Association Rule Discovery
  • Sering disebut "Market Basket Analysis" yang digunakan untk menemukan relasi atau korelasi diantara himpunan item-item.
  • Fungsi ini paling banyak digunakan untuk menganalisa data dalam rangka keperluan strategi pemasaran, desain katalog, dan proses pembuatan keputusan bisnis.
  • Bisa dinyatakan sebagai, misal : "70 % dari orang-orang yang memebeli mie, juice dan saus akan membeli juga roti tawar."
3. Sequential Pattern Discovery
Sumberhttp://funpreuner.blogspot.com/2011/02/pertemuan-1-pengertian-dan-macam-macam.html

Sabtu, 14 Maret 2015

Proposal Tesis Pendidikan Islam

I.         PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang Masalah
Dalam abad modern menjelang, terlebih setelah berada pada tahun 2000 sudahsulit untuk menemukan masyarakat yang tidak berkomunikasi dan dipengaruhi masyarakat yang lain. Di dunia sekarang dan masa yang akan datang, semakin terlihat kenyataan bahwa masyarakat dalam bentuk suatu bangsa akan sulit mewujudkan cita-citanya tanpa bantuan dari negara lain.
Kenyataan yang dihadapi oleh semua bangsa dan negara dewasa ini adalah bahwa dengan perkembangan teknologi dan komunikasi dan transportasi, maka interaksi dengan negara lain sudah sangat sulit untuk dihindari. Informasi dari negara lain sangat mudah didapatkan sehingga kejadian-kejadian yang diinformasikan dapat mempengaruhi kehidupan bangsa lain yang menerimanya. Hal tersebut menggambarkan bahwa dunia sedang berada pada era informasi yang membuat pesan dapat diterima dan disampaikan dalam waktu yang sangat cepat.[1]nformasi yang dapat menyebar secara luas di seluruh penjuru dunia, cenderung menimbulkan cara merespon yang memiliki kesamaan dalam menanggapi perkembangan, kemajuanatau bahkan pertengangan-pertentangan yang terjadi diberbagai tempat di dunia ini.
Kondisi dunia sebagaimana yang telah digambarkan di atas telah berpengaruh langsung pada nilai-nilai kehidupan manusia termasuk segala aktivitas keseharian seperti pendidikan, dunia kerja, hiburan, berita dan sebagainya.
Pendidikan merupakan suatu disiplin yang sangat dibutuhkan dewasa ini. Dalam sejarah telah dipaparkan bahwa pendidikan telah mengangkat derajat manusia, sejarah juga telah berpesan bahwa akibat melalaikan pendidikan sehingga manusia telah berada pada lembah kehinaan.
Pendidikan bertujuan mengubah nalar, mental dan sikap manusia dari kondisi yang kurang baik menuju kondisi yang lebih baik.
Pendidikan bagi penganut agama Islam sangat penting. Keutamaannya telah disebutkan dalam Al-Qur’an hingga berulang kali. Bahkan seluruh isi al-Qur’an berkaitan dengan Pendidikan yaitu sesuatu yang mengantar manusia menuju perubahan yang lebih baik.
Tentang tema pendidikan, Al-Qur’an telah berpesan sebagaimana terdapat pada Q.S. At-Taubah (9 : 122) yang berbunyi:
Terjemahnya:  Dan tidak sepatutnya bagi mukminin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka Telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya. (Q.S.At-Taubah [9:122])[2]

Jika kita memperhatikan ayat diatas secara saksama, maka penekanan untuk mencari ilmu atau berproses pada dunia pendidikan sangat penting. Meskipun keadaan sedang genting (sedang terjadi perang), pendidikan tetap wajib dituntut oleh sebagian dari suatu masyarakat mewakili yang lainnya. Pada penutup ayat di atas juga dikemukakan pentingnya mengenyam pendidikan yaitu untuk memperdalam ilmu agar bisa menjaga diri dan keluarga, bahkan kelompok dan masyarakat.
Terkait pendidikan Islam di Indonesia, Pada awal perkembanganya, Pendidikan Islam dilaksanakan secara Informal. Didikan dan ajaran Islam mereka berikan dengan perbuatan, dengan contoh dan tiru teladan. Mereka sopan santun, ramah-tamah, tulus ikhlas, amanah dan kepercayaan, pengasih dan pemurah, jujur dan adil, menepati janji serta menghormati adat istiadat anak negeri. Dengan demikian tertariklah penduduk negeri hendak memeluk agama Islam.[3]
Para penganjur agama Islam pada waktu itu melaksanakan penyiaran Islam kapan saja, dimana saja dan siapa saja setiap ada kesempatan, di pinggir  kali sambil menunggu perahu yang akan mengangkut barang keseberang, di perjamuan waktu kenduri, di padang rumput sambil mengembala ternak, di pasar, di warung kopi dan sebagainya. Disitulah agama Islam diajarkan dan dididikkan kepada mereka dengan cara yang mudah dan dengan demikian orang akan dengan mudah pula menerima dan mengamalkannya.[4]
Pendidikan dan pengajaran Islam secara informal ini ternyata membawa hasil yang sangat baik sekali dan bahkan menakjubkan, karena dengan berangsur-angsur tersiarlah agama Islam diseluruh kepulauan Indonesia.
Faktor-faktor yang mendukung mengapa agama Islam dapat dengan cepat tersebar di Seluruh Indonesia adalah 1). Agama Islam tidak Sempit dan tidak berat melakukan aturan-aturannya, bahkan mudah diturut oleh segala golongan umat manusia, bahkan untuk masuk Islam cukup dengan mengucapkan dua kalimat syahadat saja, 2). Sedikit tugas dan kewajiban dalam Islam, 3). Penyaran Islam itu dilakukan dengan berangsur-angsur, sedikit demi sedikit, 4). Penyiaran Islam dilakukan dengan cara bijaksana dan cara yang sebaik-baiknya, 5). Penyiaran Islam dilakukan dengan cara kebijaksanaan dan cara yang sebaik-baiknya, dan 6). Penyiaran Islam itu dilakukan dengan perkataan yang mudah dipahami umum dan dimengerti oleh golongan bawah sampai golongan atas dengan sabda Nabi yang maksudnya “berbicaralah kamu dengan manusia berdasarkan kadar akal mereka.
Dibalik opini yang telah diungkapkan di atas, ternyata hari ini tidak lagi ditemukan semangat berislam seperti sedia kala. Dunia pendidikan Islam juga telah menjadi pilihan terakhir akibar dari perkembagan zaman yang mengharuskan manusia bersaing secara ketat demi meraih sebuah materi. Tantangan yang dihadapi oleh para cendikiawan Muslim rupanya sudah semakin berat dengan hadirnya berbagai urusan negeri yang lebih memprioritaskan didikan umum.Tantangan lain adalah, setiap umat Islam sejatinya mampu menghadapi segala bentuk kebijakan pendidikan yang bebas dengan membentengi diri dengan ilmu dan amalan agama Islam.
Seiring dengan perkembangan zaman, posisi pendidikan Islam sejatinya mengikuti perkembangan yang dapat diterima dan menjauhi segala hal yang merusak Islam. Pada Abad ini, penggunaan komputer sebagai media informasi dan komunikasi massa sudah semakin populer, bahkan hampir setiap pelajar atau masyarakat umum perkotaan telah menggunakan tersebut.
Komputer telah memperluas pengaruhnya ke hampir seluruh kehidupan manusia. Rekening bank, pajak,  jual beli di pasar swalayan, bahkan rapor sekolah kini dikelolah dengan menggunakan komputer. Berbagai kegiatan bisnis, kantor-kantor pemerintah, laboratorium penelitian, dan ratusan pangamanan lain hampir tak dapat berfungsi tanpa bantuan komputer.[5] Tentunya untuk menghubungkan dari suatu komputer ke komputer lain harus menggunakan perangkat teknologi informasi. Menghubungkan suatu komputer pada komputer lain hingga ada interaksi antar pengguna merupakan sistem internet yang juga biasa disebut interkoneksi.
Dewasa ini, penggunaan internet tidak lagi asing bagi penduduk kota. Bahkan internet ini telah banyak digunakan pada pelosok Desa. Mengapa Internet sangat populer dan banyak digunakan?. Salah satu fungsi Internet adalah kehadiran viturnya sebagai media komunikasi massar yang multi-fungsi. Salah satu contohnya adalah pengubahan bentuk media cetak menjadi koran digital yang membuka peluang dunia baru dalam bisnis online yang disebut dengan New Media atau Media Baru . Media baru punya beragam bentuk, seperti berita online, blog, podcast, streaming video dan social network atau jejaring sosial.[6]
Keuntungan menggunakan media Online atau internet adalah, 1). Media elektronik dapat tampil lebih menarik karena gambarnya bergerak dan iklan. Tidak hanya berupa teks tapi tata letak dan desain warna yang lebih banyak dan menarik, 2). Dapat diakses lebih cepat dan bisa disimpan. Serta bebas memilih artikel yang kita inginkan, 3). Berpeluang menjangkau pembaca yang lebih luas, 4). Beritanya selalu terbaru, tidak seperti edisi media cetak harian dan mingguan, 5). Kemudahan memilih berita mana saja yag akan dibaca, 6). Adanya fasilitas hyperlink yang memudahkan pembaca mencari artikel terkait, 7). Adanya kemampuan multimedia seperti menampilkan grafik, suara dan video klip dalam dokumen digital secara terpadu, 8). Tanpa menggunakan kertas.[7]
Penggunaan internet, terutama dalam hal pemanfaataanya mencari dan berbagi informasi sudah sangat baik sehingga hal tersebut sejatinya dimanfaatkan secara maksimal. Mengakses internet juga sudah sangat mudah, terlebih jika berada di kota-kota besar, di sana Internet bahkan dapat diakses secara gratis. Bagi pelajar, internet telah hadir dan memanjakan mereka untuk membantu mengerjakan tugas-tugas kampus.
Sebagaimana telah dipaparkan di atas, Kehadiran internet sebagai media informasi dan komunikasi massa ternyata memiliki banyak fungsi. Sebagaimana umumnya, saat ini internet bisa digunakan sebagai media untuk mengirim dan menerimah surat elektronik, chatting atau bercakap langsung dengan menggunakan teks, video call yang menyajikan vitur telephon dengan kelebihan dilengkapi audio visual atau suara dan gambar, mesin pencari informasi yang memungkinkan setiap orang bisa mendapatkan data-data yang mereka butuhkan di Internet, selain itu para pengguna internet bisa mengaktifkan blog atau website, baik blog personal maupun komunitas untuk promosi atau berbagi informasi yang isinya bisa berupa dakwah Islam, pendidikan, filsafat atau berupa gambar, suara atau video. Internet juga telah menyediakan fasilitas yang sangat populer yaitu brows dan download. Fasilitas tersebut berfungsi untuk menyimpan file di internet maupun mengambil file lewat internet.
Internet sebagai media komunikasi dan informasi tentunya sangat populer dan merupakan alat yang paling banyak digunakan oleh umat manusia untuk berbagi dan mencari informasi. Dengan demikian, Internet ini sangat baik untuk dijadikan sebagai media penyiaran Dakwah Islam. Demikian pula sangat tepat dijadikan sebagai alat penunjang berbagai informasi pendidikan, khususnya pendidikan Islam.
Internet sebagai media informasi dan komunikasi yang hampir tidak pernah lepas dari keseharian masyarakat di berbagai belahan dunia tentunya sangat potensial dijadikan sebagai media berbagi infomasi, atau sebaliknya yaitu dijadikan sebagai media mendapatkan infomasi yang tepat. Media internet telah hadir memanjakan umat manusia dalam berbagai urusan. Manusia tinggal meresponnya dengan hal-hal yang positif dengan berbagai aktivitas yang dapat diakses dari internet tersebut.
Pemanfaatan internet memang potensial untuk membangun generasi bangsa, khusunya umat Islam di Indonesia. Hanya saja, penting bagi setiap orang untuk menyaring segala informasi yang ada di Internet. Banyak hal-hal negatif yang akan merusak setiap generasi yang keliru menggunakan media internet ini. Salah satu contohnya adalah menggunakan internet, misalnya game online, atau menggunakan jejaring sosial maupun aktivitas lainnya secara berlarut-larutsehingga melupakan aktivitas yang lebih penting. Contoh lain, Misalnya beribadah kepada Sang Pencipta, Menyapa Keluarga, atau melowongkan waktu untuk istrahat, justru diabaikan karena asyik menggunakan internet. Sebagian orang ada yang melupakan sesuatu yang lebih penting ketika sedang berhadapan dengan internet.
Internet sejatinya digunakan pada tempatnya, jika pengguna internet adalah seorang siswa-siswi maka aktivitas mereka di Internet sejatinya adalah mencari informasi terkait tugas-tugas sekolah atau hal-hal yang ada kaitannya dengan pedidikan. Pemanfaatan internet bagi siswa-siswi Madrasah Aliyah Negeri Model Makassar sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam di Makassar sejatinya mampu mengangkat kualitas pendidikan pada Madrasah tersebut. Dewasa ini, setiap warga kota telah mengenal dan menggunakan jasa internet, olehnya itu diyakini pula bahwa pemanfaatan internet di Madrasah Aliyah Negeri Model Makassar telah dilakukan, baik atas nama lembaga yang menyiarkan syi’ar Islam terkait peningkatan kualitas Pendidikan Islam maupun penggunaan internet dalam kaitannya dengan peningkatan kualitas pendidikan Islam. Untuk mengetahui pemanfaatan media Internet dalam peningkatan kualitas pendidikan Islam pada Madrasah Aliyah Negeri Model Makassar, maka penulis akan melakukan riset lapangan yang tentunya difokuskan pada Aktivitas Madrasah Aliyah Negeri Model Makassar dalam memanfaatkan internet, terutama pada peningkatan kualitas pendidikan Islam.
B.       Rumusan dan Batasan Masalah
Bertolak dari latar belakang di atas, maka berikut ini penulis akan merumuskanrumusan masalah yakni:
1.      Bagaimana pemanfaatan internet di Madrasah Aliyah Negeri Model Makassar?
2.      Bagaimana Pendidikan Islam di Madrasah Aliyah Negeri Model Makassar?
3.      Bagaimana peran media internet dalam meningkatkan kualitas pendidikan Islam di Madrasah Aliyah Negeri Model Makassar?


C.       Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.         Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah:
a)        Untuk mengkaji gambaran tentang pemanfaatan media internet dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan Islam pada Madrasah Aliyah Negeri Model Makassar.
b)        Untuk mengkaji aktivitas yang ditempuh dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri Model Makassar.
c)        Untuk mengetahui efektivitas media internet baik positif maupun dampak negatifnya terhadap peningkatan kualitas pendidikan Islam di Madrasah Aliyah Negeri Model Makassar.
2.             Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a)        Memberikan masukan bagi para pengelola Madrasah agar mengoptimalkan potensi internet sebagai pendukung meningkatnya minat baca maupun berbagi syi’ar Islam lewat internet, terutama yang terkait dengan pendidikan.
b)        Melatih penulis dalam mengungkapkan pikiran lewat tulisan secara ilmiah, sistematis serta membawa wawasan terhadap disiplin Ilmu yang digeluti.
c)        Menjadi sumber informasi yang dapat menunjang lebih lanjut aktivitas Madrasah Aliyah Negeri Model Makassar dalam meningkatkan kualitas pendidikan Islam.

D.       Pengertian Judul dan Definisi Operasional
1.         Pengertian Judul
Penelitian ini berjudul “Pemanfaatan Media Internet dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan Islam pada Madrasah Aliyah Negeri Model Masakkar”.
Untuk menghindari kemungkinan terjadinya kekeliruan dalam memahami arti dan makna yang terkandung dalam judul di atas, maka akan dikemukakan secara harfiah sebagai berikut:
1.      Media Internet
Media Internet merupakan fasilitas atau fitur yang menghubungkan suatu sistem (komputer) pada komputer lain. berbagai layanan (vitur) yang terdapat pada internet antara lain mengubungkan seseorang terhadap orang lain dalam hal interaksi maya. Salah satu contoh penggunaan media internet adalah chatingatau berkomunikasi dengan menggunakan bahasa teks secara langsung dengan menggunakan internet. Contoh lain adalah pencarian informasi, maupun berbagi informasi yang bisa diakses oleh seluruh pengguna internet di dunia ini.
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi, khususnya media internet pada pendidikan sejatinya sudah dilakukan pada tiap-tiap madrasah atau lembaga pendidikan lainnya. Ada berbagai tren yang berkembang dalam pemanfaatan TIK khususnya dalam konteks sekolah, tentunya dengan memperhatikan ketersediaan dan kemudahan akses sumber belajar online, hal itu dapat kita lihat pada bahasan berikut:
  1. Secara umum, pengintegrasian secara penuh TIK kedalam pendidikan masih sangat terbatas. Multimedia interaktif atau hypermedia belumlah dimanfaatkan secara meluas. Aktivitas Online melibatkan internet dan intranet lebih banyak digunakan untuk keperluan komunikasi daripada sarana pendidikan interaktif.
  2. Model pembelajaran campuran yang baru mulai muncul. Pembelajaran tatap muka dan aktivitas belajar online, video, multimedia dan sarana telekomunikasi menunjang berbagai proses pembelajaran, kadangkala dalam bentuk kombinasi dan kadangkala dalam bentuk yang lebih terintegrasi.
  3. Pendidikan jarak jauh sekarang disajikan dalam dua cara yaitu synchronous mode dimana peserta menggunakan TIK untuk berkomunikasi pada waktu yang bersamaan dan asynchronous modedimana para peserta belajar atau berkomunikasi secara mandiri pada waktu yang berbeda kapan saja mereka online (anytime-anywhere learning). Dalam kenyataannya pertemuan tatap muka atau interakasi (synchronous) masih diperlukan untuk menunjang belajar mandiri dan asynchronous agar belajar dapat lebih efektif. TIK memfasilitasi interaksi tingkat tinggi antara siswa, guru, dan materi pembelajaran berbasis komputer. Komunikasi dapat dinamis dan bervariasi sesuai keinginan siswa dan guru, dan ia dapat terjadi dalam berbagai bentuk seperti e-mail, mailing list, chat, bulletin board, and konferensi komputer.[8]
Upaya pemberdayaan Internet, terutama Dalam kaitan pemanfaatannya untuk pendidikan, Ashby seperti dikutip oleh Mustaji menyatakan bahwa dunia pendidikan telah memasuki revolusinya yang kelima. Revolusi pertama terjadi ketika orang menyerahkan pendidikan anaknya kepada seorang guru. Revolusi kedua terjadi ketika digunakannya tulisan untuk keperluan pembelajaran. Revolusi ketiga terjadi seiring dengan ditemukannya mesin cetak sehingga materi pembelajaran dapat disajikan melalui media cetak. Revolusi keempat terjadi ketika digunakannya perangkat elektronik seperti radio dan televisi untuk pemerataan dan perluasan pendidikan. Revolusi kelima, seperti saat ini, dengan dimanfaatkannya teknologi komunikasi dan informasi mutakhir, khususnya komputer dan internet untuk pendidikan. Revolusi ini memberi dampak terhadap beberapa kecenderungan pendidikan masa depan. Beberapa ciri tersebut, menurut Ashby seperti dikutip oleh Miarso (2004) adalah sebagai berikut:
  1. Berkembangnya pembelajaran di luar kampus sebagai bentuk pendidikan berkelanjutan.
  2. Orang memperoleh akses lebih besar dari berbagai sumber belajar.
  3. Perpustakaan sebagai pusat sumber belajar menjadi ciri dominant dalam kampus.
  4. Bangunan kampus berserak (tersebar) dari kampus inti di pusat dengan kampus satelit yang ada di tengah masyarakat.
  5. Tumbuhnya profesi baru dalam dalam bidang media dan teknologi.
  6. Tuntutan terhadap lebih banyak belajar mandiri.
Media internet ini pada dasarnya telah banyak diakses oleh hampir seluruh pelajar, termasuk guru-guru di Indonesia, terlebih pada mereka yang tinggal perkotaan sehingga dapat mengakses jaringan internet kapan saja dibutuhkan. Demikian pula untuk keluarga besar Madrasah Aliyah Negeri Model Makassar, mereka telah mengakses internet dalam keseharian mereka, baik yang terkait dengan pendidikan maupun informasi bebas lainnya. Baik siswa-siswi maupun guru-guru secara personal, bahkan secara kelembagaan atau organisasipun Madrasah Aliyah Negeri Model Makassar tidak lagi asing dengan penggunaan internet.
2.      Madrasah Aliyah,
Madrasah Aliyah adalah lembaga yang memberikan pendidikan dan pengajaran menengah serta menjadikan mata pelajaran agama Islam sebagai mata pelajaran dasar yang sekurang-kurangnya 30% di samping mata pelajaran umum.[9]
3.      Madrasah Aliyah Negeri Model Makassar,
Madrasah Aliyah Negeri Model Makassar merupakan lokasi atau tempat yang akan menjadi objek pada penelitian ini. Lokasi tersebut berada pada Jalan Sultan Alauddin No. 105 Makassar.
Madrasah Aliya Negeri Model Makassar merupakan salah satu Madrasah Percontohan di Sulawesi Selatan. Penggunaan sistem multimedia pada madrasah tersebut telah berlangsung pada tahun 2004 dengan dilengkapinya OHP pada setiap ruang kelas untuk angkatan tahun 2004 tahun ajaran 2004/2005, pada waktu itu juga, laboratorium multimedia diberdayakankan. Dengan demikian, penggunaan sistem berbasis komputer telah lama dilakukan pada Madrasah Aliyah Negeri Model Makassar.
4.      Kualitas Pendidikan
Kualitas Pendidikan adalah terbentuknya kondisi seseorang setalah menjalani suatu proses pendidikan. Jika pendidikan dilakukan secara maksimal, maka kemungkinan besar kualitas pendidikan juga akan menjadi sangat baik, begitupula jika pendidikan dilakukan seadanya atau tidak didukung oleh media yang efektif dan tenaga yang profesional, maka tidak menutup kemungkinan hasil didikan juga memiliki kualitas yang lemah atau kurang baik.


5.      Pendidikan Islam,
Pendidikan Islam merupakan suatu upaya yang terstruktur untuk membentuk manusia yang berkarakter sesuai dengan konsekuensinya sebagai seorang muslim. Dalam perjalanannya ada tiga jalan yang harus ditempuh untuk mengupayakan hal tersebut, yaitu:
a.       Penanaman Aqidah Islam berdasarkan pemikiran yang matang dan dijalankan dengan cara yang damai,
b.      Menanamkan sikap konsisten pada orang yang sudah memiliki aqidah Islam agar segala tindak tanduk dan cara berpikirnya tetap berada pada jalurnya sebagai seorang muslim, dan
c.       Mengembangkan kepribadian Islam pada mereka yang sudah memilikinya dengan cara mengajaknya untuk bersungguh-sungguh menjalankan cara-cara hidup umat Islam, dalam artian semua pem
d.      ikiran dan amalannya sesuai dengan kodratnya sebagai seorang muslim.[10]
Islam menetapkan penguasaan sains sebagai Fardu Kifayah, yaitu ilmu-ilmu yang sangat diperlukan umat, seperti kedokteran, kimia, fisika, industri penerbangan, biologi, teknik dan lain-lain.
Penguasaan ilmu-ilmu teknik dan praktis serta latihan-latihan keterampilan dan keahlian juga merupakan tujuan pendidikan Islam, yang harus dimiliki umat Islam dalam rangka melaksanakan tugasnya sebagai khalifah Allah swt.
Sebagai penguasaan Ilmu pengetahuan dan Teknologi, rekayasa Industri, penerbangan, pertukangan, dan lainnya juga sangat diperlukan oleh umat manusia. Hal itu termasuk wajib hukumnya.
Lembaga pendidikan semestinya dapat menghasilkan calon-calon penerus yang tinggi secara sumber daya manusianya. Oleh karena itu, sistem pendidikan yang ada harus memadukan seluruh unsur pembentuk pendidikan yang unggul.
Berdasarkan pengertian secara harfiah di atas, maka penulis mengemukakan definisi operasional adalah keikutsertaan atau keterlibatan lembaga pendidikan Madrasah Aliyah Negeri Model Makassar, baik secara lembaga maupun secara personal siswa-siswi dalam memamanfaatkan internet, terutama pada hubungannya dengan peningkatan kualitas Pendidikan Islam.
2.      Definisi Oprasional
a.       Pemanfaatan media internet
Pemanfaatan media internet merupakan suatu cara mengambil manfaat berupa informasi-informasi atau data-data yang dibutuhkan dari internet, juga berbagi atau mempublikaskan informasi-informasi atau data-data melalui media Internet.
Pemanfaatan media internet yang dimaksud dalam penelitian ini adalah segala aktivitas online siswa-siswi Madrasah Aliyah Negeri Model Makassar.
b.      Peningkatan kualitas pendidikan Islam
Peningkatan kualitas pendidikan Islam adalah segala aktivitas berupa peningkatan wawasan, perbaikan metal, sikap dan tingkah laku yang mendorong perubahan menuju generasi Islam yang lebih baik.
Peningkatan kualitas pendidikan Islam yang dimaksud dalam penelitian ini adalah segala aktivitas yang dilakukan oleh siswa-siswi Madrasah Aliyah Negeri Model Makassar terkait dengan pengetahuan keislaman, budi luhur, amal sholeh serta serta mental yang positif.

II.                TINJAUAN PUSTAKA

A.       Hubungan dengan Penelitian Sebelumnya
Penelitian tentang pemanfaatan media Internet terkait upaya peningkatan pendidikan agama Islam telah banyak diteliti oleh para akademisi. Namun yang berbeda pada penelitian ini, penulis memfokuskan penelitian pada media dan lokasi yang berbeda. Media yang dimaksud pada penelitian ini adalah Internet dan lokasi penelitian ini adalah pada Madrasah Aliyah Negeri Model Makassar.
Berbagai penelitian yang telah dilakukan sebelumnya seperti yang dilakukan oleh Besse Ruhaya salah seorang mahasiswi program Pascasarjana Universtas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar tahun 2011 dengan judul “Peranan Pembelajaran Berbasis Teknologi dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama Islam pada Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMA Negeri 2 Sengkang”. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di RSBI SMA Negeri 2 Sengkang memiliki kontribusi dalam pengingkatan mutu pendidikan agama Islam. Kontribusi tersebut berupa meningkatnya penguasaan terhadap alat-alat teknologi, motivasi peserta didik untuk lebih kreatif dan belajar lebih giat, meningkatkan prestasi (nilai) mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, baik ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik.[11]
Penelitian terkait dengan pemafaatan media dalam meningkatkan kualitas pendidikan Agama Islam juga pernah dilakukan oleh Muhammad Warham, Salah seorang mahasiswa pada program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar dengan judul penelitian “Penggunaan Multimedia pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam Korelasinya dengan Minat Belajar Siswa SMP Negeri 37 Makassar”. Pada penelitian tersebut, ditemukan bahwa “Penggunaan Pembelarajan berbasis multimedia menjadi suatu solusi dalam peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas dan menjadikan suatu alternatif keterbatasan kesempatan mengajar yang dilaksanakan oleh para pendidik.[12]
Kedua peneliti di atas mengemukakan jawaban bahwa peran media pembelajaran sangat baik dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Hubungannya dengan penelitian ini adalah terkait pentingnya mengetahui manfaat media internet dalam meningkatkan kualitas pendidikan Islam.
B.       Landasan Teori
1.        Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam.
Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorag atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan.[13] Kualitas keberhasilan pendidikan dapat dilihat pada Tingkat baik buruknya sesuatu; Derajat atau taraf (kepandaian, kecakapan dan sebagainya).[14]
Madrasah sebagaimana halnya dengan lembaga pendidikan formal lainnya, memiliki peranan dan tugas setidak-tidaknya mencerminkan sebagai lembaga pendidikan Islam. Menurut An-Nahlawi dalam Muhaimin dan Abdul Mujib bahwa tugas lembaga pendidikan Madrasah termasuk Madrasah Aliyah sebagai lembaga pendidikan Islam antara lain adalah “Lembaga pendidikan Madrasah berperan sebagai benteng yang menjaga keselamatan fitrah manusia (siswa) tersebut”.[15]
Disamping itu, pendidikan juga memberikan sahamnya bagi pemecahan berbagai problem sosial kontemporer dengan melatih generasi muda untuk berpikir sehat dengan metode ilmiah yang kuat. Tujuannya adalah untuk memberikan pelatihan kepada generasi muda agar berpikir sehat berdasarkan metode ilmiah, diperlukan adanya sebuah wahana yang dapat menampung berlangsungnya pelatihan dan pembinaan tersebut, yakni berupa sebuah ruang khusus atau yang lebih dikenal isltilah lembaga pendidikan atau Madrasah.
Di Indonesia, perkataan madrasah baru populer setelah masuknya ide-ide pembaharuan pemikiran Islam ke Indonesia pada awal abad ke 20, dan dikategorikan sebagai lembaga pendidikan Islam yang menyuarakan suara pembaharuan, berbeda dengan  pesantren yang dianggap sebagai lembaga pendidikan tradisional.[16]
Selanjutnya dalam rangka meningkatkan masyarakat sesuai dengan sasaran agar Madrasah dapat bantuan material dan bimbingan dari pemerintah, maka Kementerian Agama mengeluarkan peraturan Menteri Agama nomor 1 tahun 1952. Menurut ketentuan ini, yang dinamakan Madrasah adalah tempat pendidikan yang telah diatur sebagai sekolah dan membuat pendidikan dan ilmu pengetahuan agama Islam menjadi pokok pengajarannya.[17]
Perbedaan antara lembaga pendidikan islam atau Madrasah dengan sekolah umum bukanlah sebagai perbedaan derajat antara keduanya melainkan eksistensi dan pandangannya terhadap pendidikan Islam lebih khusus pada Madrasah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa eksistensi Madrasah sebagai sebuah lembaga pendidikan Islam merupakan salah satu wadah bagi masyarakat Islam untuk menempuh  atau memperoleh pengetahuan keagamaan dan atau pengetahuan umum secara mendalam. Eksistensi Madrasah, termasuk Madrasah Aliyah merupakan wadah berlangsungnya interaksi para siswa dalam naungan suatu sistem Madrasah yang inputnya berasal dari berbagai lingkungan hidup. Pada madrasah ini,anak didik ditempa dan dipadukan dalam satu kondisi dan iklim yang sama, yang menyatukan qalb dan jiwa mereka.
2.        Peranan Madrasah Aliyah terhadap penanaman ajaran Islam
Madrasah sebagaimana halnya lembaga-lembaga pendidikan formal lainnya, memiliki peranan dan tugas yang setidak-tidaknya mencerminkan sebagai lembaga pendidikann Islam. Menurut an-Nahlawi bahwa tugas lembaga pendidikan Madrasah, termasuk Madrasah Aliyah sebagai lembaga pendidikan Islam antara lain adalah “lembaga pendidikan madrasah berperan sebagai benteng yang menjaga keselamatan fitrah manusia (para siswa) tersebut”[18]
Peranan madrasah sebagai benteng yang dapat dijadikan tameng untuk menjaga keselamatan fitrah manusia. Karena itu, madrasah dapat dijadikan seagai tumpuan harapan untuk meningkatkan kesadaran beragama pada setiap individu masyarakat. Madrasah sebagai lembaga pendidikan merupakan alat untuk memajukan peradaban, mengembangkan masyarakat serta dapat membetuk generasi sesuai dengan yang diinginkan. Generasi yang dimaksud adalah para siswa yang dibina oleh madrasah terutama pembinaan dari aspek aqidah, syari’ah dan muamalah. Oleh karena itu, madrasah sebagai sebuah lembaga pendidikan yang dapat berperan dalam menanamkan nilai-nilai ajaran Islam ditengah-tengah aktivitas kehidupan masyarakat, baik melalui gerakan pendidikan di madrasah maupun melalui kegiatan pengajian-pengajian, atau bentuk-bentuk keagamaan dan sosial lainnya.
3.        Pemanfaatan Media Internet pada Madrasah Aliyah
Pada dasarnya internet dapat digunakan sebagai media informasi dan komunikasi secara personal oleh para siswa tanpa harus ada perintah dari guru-guru. Hanya saja, pemanfaatan internet secara lembaga dapat diukur petensinya, terutama pada hal-hal yang terkait dengan peningkatan kualitas pendidikan Islam.
Media internet memiliki fungsi yang sangat baik karena potensinya yang efektif untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Hal tersebut sebagaimana dikumukakan oleh
Kecenderungan lain, seperti diungkapkan oleh Ryan et al sebagaimana dikutip oleh Mustaji adalah sebagai berikut:
  1. Teknologi yang ada saat ini dapat mentransformasi cara pengetahuan dikemas, disebarkan, diakses, diperoleh dan diukur. Sehingga merubah cara produksi dan penyampaian materi dari cetak dan analog ke dalam bentuk digital dalam bentuk DVD, CD-ROM, maupun bahan belajar on-line berbasis web lainnya.
  2. Orang akan lebih memilih metode belajar yang lebih luwes (flexible), mudah, dan sesuai dengan kebutuhan dan kondisinya masing-masing. Sehingga memicu terjadinya pergeseran pola pendidikan dari tatap muka (konvensional) kearah pendidikan yang lebih terbuka. Dengan adanya teknologi internet ini sistem penyampaian dan komunikasi (de­livery system and communication) antara siswa dengan guru, guru dengan guru atau siswa dengan siswa dapat dilakukan dengan berbagai bentuk dan cara, baik secara bersamaan (synchronous) maupun (asynchronous). Beberapa bentuk komunikasi yang dapat dilakukan antara lain adalah sebagai berikut:
a.          Dialog elektronik (chatting); dialog elektronik adalah percakapan berbasis teks yang dapat dilakukan secara online dalam waktu bersamaan (synchronous) antara dua atau lebih pengguna internet. Contoh aplikasi dalam konteks pendidikan tinggi, dialog elektronik dapat digunakan untuk proses komunikasi antara dosen dengan beberapa orang mahasiswanya dalam mendiskusikan suatu topik perkuliahan tertentu.
b.         Surat elektronik (e-mail); surat elektronik merupakan suatu bentuk komunikasi tidak bersamaan (asynchronous) yang memungkinkan terjadinya komunikasi antara mahasiswa dengan dosen atau mahasiswa dengan mahasiswa lain melalui surat yang disampaikan secara elektronik melalui internet. Berbeda dengan chatting, dengan cara ini umpan balik yang diperoleh mungkin tertunda.
c.          Konferensi kelompok melalui surat elektronik (mailing list); Mailing list merupakan perluasan dari e-mail dimana seseorang dapat mengirim pesan kepada sekelompok orang tertentu yang telah terdaftar untuk bergabung dalam kelompok diskusi. Sebagai contoh, seorang dosen memiliki daftar mahasiswa yang tergabung dalam kelompok mata kuliah tertentu. Pemberian tugas dan diskusi dapat dilakukan melalui fasilitas seperti ini.
Konferensi jarak jauh (teleconference); konferensi jarak jauh dapat berupa konferensi audio maupun konferensi video. Kedua konferensi ini dapat dilakukan dengan cara "point to point" atau "multi point". Cara pertama dilakukan dalam dua tempat. Sedangkan cara kedua dilakukan dalam lebih dari dua tempat. Sebagai contoh, seorang guru dari sekolah tertentu dapat mendiskusikan suatu topik tertentu kepada siswa di beberapa sekolah lain dalam waktu bersamaan.[19]
Potensi positif internet dalam peningkatan kualitas pendidikan juga dapat dikembangkan berdasarkan misi pendidikan Islam. Dalam hal ini Pendidikan Islam dapat diakses lewat internet, baik melalui pencarian informasi pendidikan Islam maupun berbagi informasi pendidikan Islam.
C.       Kerangka Pikir
Kerangka pikir sebagai landasan konseptual yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pada bentuk aktivitas penggunaan internet dalam hubungannya dengan peningkatan kualitas pendidikan pada Madrasah Aliyah Negeri Model Makassar.
Kerangka Pikir pada penelitian ini dimulai pada lahirnya Internet sebagai media informasi. Media internet ini dapat digunakan sebagai media berbagi atau syi’ar informasi maupun media untuk mencari informasi. Selanjutnya, informasi yang tersedia atau disediakan bisa berarti baik (bernilai positif) dan juga bisa berarti buruk (bernilai negatif). Untuk lebih jelasnya, kerangka pikir pada penelitian ini dapat kita lihat sebagaimana skema berikut ini.


D.       Hipotesis
Terkait dengan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka penulis akan mengemukakan jawaban sementara dalam bentuk hipotesis sebagaiana berikut :
1.      Hampir seluruh siswa-siswi Madrasah Aliyah Negeri Model Makassar telah menggunakan Media Internet.
2.      Informasi yang paling sering dikunjungi adalah terkait dengan tugas-tugas, hiburan dan berbagai kompetisi yang dapat diakses lewat internet.
3.      Bagaimana tingkat ketertarikan siswa siswi Madrasah Aliyah Negeri Model Makassar terhadap pengembangan syi’ar Islam, khsusunya di Dunia Pendidikan masih terbilang kurang baik.












III.             METODE PENELITIAN
Sebagaimana lazimanya sebuah penelitian ilmiah yang menggunakan cara-cara atau metode-metode ilmiah yang seuai dengan kriteria penulisan ilmiah yang lazim digunakan, penelitian ini juga menggungakan kriteria penulisan karya tulis ilmiah yang perpedoman pada metode penulisan karya tulis ilmiah Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar.
Berangkat dari pola tersebut, dalam penelitian ini, digunakan beberapa perangkat penelitian sebagai berikut:
A.       Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian lapangan, yaitu penulis melakukan penelitian langsung ke Madrasah Aliyah Negeri Model Makassar, untuk mendapatkan dan mengumpulkan informasi atau data-data. Penelitian ini menggunakan desain survey yang bersifat deskriftif.
Penelitian survey bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data-data dari sekian banyak orang (populasi) di Madrasah Aliyah Negeri Model Makassar, dengan mewawancarai dan membagikan angket pada sebagian kecil yang terpilih berdasarkan sistem rangdom, juga mendokumentasikan praktek lapangan yang ada kaitannya dengan penelitia ini.


B.       Lokasi dan Waktu Penelitian
Penentuan lokasi yang tepat merupakan salah satu hal yang amat urgen dan ikut menentukan berhasil tidaknya suatu proses penelitian. Pemilihan lokasi penelitian tertentu sebagai objek penelitian senantiasa didasarkan pada berbagai kriteria.
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliay Negeri Model Makassar yang beralamat di Jalan Sultan Alauddin No. 105 Makassar. Adapun waktu penelitian ini direncanakan selama dua bulan yaitu pada bulan April hingga bulan Mei tahun 2013.
C.       Populasi dan Sampel
1.    Populasi
Sebelum mengemukakan apa yang dimaksud dengan populasi, berikut akan dipaparkan pandangan beberapa orang pakar antara lain Nana Sudjana bahwa yang dimaksud dengan populasi adalah:
            “Totalitas semua nilai yang mungkin hasil hitung ataupun pengukuran aualitatif maupun kuantitatif dari karekteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang ingin dipelajari sifat-sifatnya”.[20]

Menurut Burhan Bungin, Populasi berasal dari Bahasa Inggris Population, yang berarti jumlah penduduk. Oleh karena itu, apabila disebutkan kata populasi, orang kebanyakan menghubungkannya dengan masalah-masalah kependudukan. Hal tersebut ada benarnya juga, karena itulah makna populasi yang sesungguhnya. Kemudian pada perkembangan selanjutnya, kata populasi menjadi amat populer dan digunakan pada berbagai disiplin ilmu. Dalam metode penelitian, populasi digunakan untuk menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian. Oleh karena itu, populasi merupakan keseluruhan dari objek penelitian berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejalan, nilai, perstiwa, sikap hidup dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian.[21]
Pengertian populasi juga dikemukakan oleh Ambo Enre Abdullah, bahwa populasi adalah “sekelompok yang menjadi sasaran penelitian dalam usaha memperoleh informasi dan menarik kesimpulan”.[22] Juga berarti “Populasi adalah keseluruhan objek penelitian”.[23]
Pendapat lain tentang populasi sebagaimana telah dikemukakan oleh Sutrisno Hadi bahwa Populasi adalah:
“Seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk diselidiki disebut populasi atau universum. Populasi dibatasi sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai sifat yang sama”.[24]

Dengan demikian, yang dimaksud dengan populasi adalah seluruh penduduk atau individu yang menjadi sasaran penelitian yang mempunyai satu sifat yang sama dalam usaha memperoleh informasi dan menarik kesimpulan.
Sehubungan dengan uraian di atas, maka yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah seluruh Siswa dan Siswi Madrasah Aliyah Negeri Model Makassar. Berdasarkan data jumlah siswa-siswi Madrasah Aliyah Negeri Model Makassar, terdapat 10 (sepuluh) kelas untuk tingkat pertama (Kelas X), 10 (Sepuluh) kelas untuk tingkat kedua (Kelas XII) dan 9 (Sembilan) kelas untuk angkatan ketiga (Kelas XII), masing-masing kelas memiliki jumlah antara 35 hingga 40 orang dalam satu kelas. Dengan demikian, jumlah siswa-siswi Madrasah Aliyah Negeri Model Makassar adalah sebanyak 1088 orang. Dari totalitas objek penelitian akan menyulitkan peneliti untuk mengumpulkan data atau informasi jika peneliti mengambil data pada seluruh populasi tersebut. Dengan demikian, perlu dilakukan generalisasi berdasarkan kuota sampling, atau penelitian yang dilakukann adalah penelitian sampel.
2.    Sampel
Sebagaimana lazimnya dalam suatu penelitian Ilmiah, tidak semua populasi dapat diteliti, melainkan dapat pula secara perwakilan hal ini berdasarkan pada pertimbangan bahwa peneliti mengalami keterbatasan, baik keterbatasan waktu, biaya, tenaga dan kemampuan sehingga penelitian yang dilakukan tidak bersifat populatif tapi dilakukan berdasarkan sampling, atau penelitian yang dilakukan adalah penelitian sampel.
Penelitian sampel sebagaimana dikemukakan oleh beberapa ahli adalah sebagai berikut :
Menurut Muhammad Arief Tiro Bahwa Sampel Yaitu Sejumlah Anggota yang dipilih atau yang diambil dari suatu populasi.[25] Juga berarti proses menarik sebaian subjek, gejala, atau objek yang ada pada pupulasi disebut sampel.[26]
Hakikat penggunaan sampel dalam penelitian adalah karena sulitnya meneliti seluruh populasi. Sampel diambil dalam penelitian sebagai bahan pertimbangan efisiensi dan mengarah kepada sentralisasi permasalahan dengan memfokuskan sebagian dari populasi penelitian. Pengambilan sampel yang tepat merupakan langkah awal penelitian, karena dengan penelitian sampel yang dilakukan dengan tidak benar akan menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang tidak benar pula atau kurang dapat dipercaya.
Teknik sampling yang digunakan harus tepat sehingga penelitian akurat dan dapat dipercaya. Menurut Burhan Bungin, agar sampel penelitian memiliki bobot refresentatif sebagaimana yang diharapkan maka peneliti harus mempertimbangkan beberapa hal yaitu derajat keseragaman populasi, derajat kemampuan peneliti mengenali sifat-sifat khusus populasi, presisi (kesamaan) yang dikhendaki peneliti serta penggunaan teknik sampling yang tepat.[27]
Adapun yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 30 (tiga puluh) orang siswa-siswi Madrasah Aliyah Negeri Model Makassar yang ditetapkan berdasarkan sistem acak atau random. Secara matematis, penentuan sampel pada penelitian ini dihitung berdasarkan rumus berikut ini :


Text Box:     N    .
N(d)2+1
  
n =

keterangan :
n          : Jumlah Sampel yang dicari
N         : Jumlah Populasi
d          : Nilai Presisi (ditentukan dalam contoh ini sebesar 90% atau a=0,1

Text Box: 1088    
21,86
Text Box: 1088    
1088(0,1)2+1
Dengan demikian, sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 49 orang berdasarkan hitungan berikut ini
n =                                            =                                             = 49

D.       Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dilapangan maka perlu dilakukan pengumpulan data. Dalam pengumpulan data, perlu ada insntrumen. Untuk lebih jelasnya, instrumen penelitian tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
1.      Obeservasi
Observasi merupakan instrumen yang digunakan untuk melakukan pengamatan langsung tentang fenomena-fenomena yang ada kaitannya dengan maslaah yang akan dibahas dalam penelitian ini, misalnya kegiatan-kegiatan Madrasah yang ada kaitannya dengan media dalam perannya meningkatkan kualitas pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri Model Makassar.
2.      Interview
Menurut Bimo Walingto bahwa pedoman interview adalah suatu alat yang digunakan dalam melakukan wawancara untuk mendapatkan data anak atau orang yang mengadakan hubungan secara langsung dengan informan (face to relation).[28]
Instrumen memerlukan waktu tertentu untuk bertatap muka secara langsung dengan sumber daya yaitu informan dengan cara tanya jawab, untuk mengetahui bagaimana potensi media Internet dalam meningkatkan kualitas pendidikan islam di Madrasah Aliyah Negeri Model Makassar.

3.      Dokumentasi
Dokumentasi ini dilakukan dengan mengumpulkan data yang telah ada seperti dokumen-dokumen tertulis dalam hubungannya dengan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Instrumen penelitian ini digunakan untuk memperoleh data tentang pemanfaatan media internet pada Madrasah  Aliyah Negeri Model Makassar.
4.      Anket
Angket atau juga dikenal sebagai Kuesioner (questioner). Pada dasarnya kuesioner adalah sebuah daftar pertayaan yang harus diisi oleh orang yang diukur (responden). Dengan demikian kuesioner ini dapat diketahui keadaan diri, pengalaman, pengetahuan sikap atau pendapat dan lain-lain.[29]
Berdasarkan pengertian di atas, maka cara yang ditempuh baik secara langsung kepada orang yang diperlukan datanya (responden) maupun secara tidak langsung dengan cara melalui orang lain yang mengetahui diri orang yang akan didata.
Instrumen angket ini digunakan sebagai alat atau cara utama untuk memperoleh data tentang pemanfaatan Media Internet pada Madrasah Aliyah Negeri Model Makassar terutama yang terkait dengan upaya peningkatan kualitas pendidikan Islam.

E.       Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui atau memperoleh data di lapangan, maka perlu dilakukan pengumpulan data. Dalam pengumpulan data diperlukan adanya suatu prosedur dala mengumpulkan data. Adapun prosedur pengumpulan data yang harus ditempuh dalam penelitian ini adalah:
1.      Tahap pesiapan
Sebelum melakukan penelitia lapangan, terlebih dahulu menyelesaikan segala urusan administrasi yang berkaitan dengan prosedur penelitian, mulai dari surat keputusan dari Universitas Muslim Indonesia, persetujuan pembimbing dan penguji proposal, kemudian ke Baligbangda Provinsi Sulawesi Selatan untuk urusan izin penelitian. Setelah mendapatkan izin penelitian, selanjunya rekomendasi diteruskan pada lembaga tempat meneliti yaitu, Madrasah Aliyah Negeri Model Makassar.
2.      Tahap pelaksanakan
Dalam pelaksanaan pengumpulan data, penulis menggunakan 2 teknik pengumpulan data yang lazim digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah yaitu sebagai berikut:
i.      Riset Kepustakaan (Library Research)
Riset kepustakaan yaitu metode yang digunakan dalam mengumpulkan data dengan jalan membaca buku yang ada kaitannya dengan materi yang dibahas.


ii.    Riset Lapangan (Field Research)
Riset lapangan yaitu metode yang digunakan dalam mengumpulkan data dengan jalan mengadakan penelitian langsung di lapangan.
Kegiatan dalam mengumpulkan data diperlukan teknik tertentu yang sesuai dengan data yang diperlukan. Dalam penelitian ini, terkait dengan pemafaatan media Internet dalam kaitannya dengan peningkatan kualitas Pendidikan Agama Islam di Madrasa Aliyah Negeri Model Makassar. Untuk memperoleh data tersebut, digunakan teknik observasi, interview, dokumentasi, dan angket. Untuk teknik observasi digunakan dalam melakukan pengamatan langsung ke tempat penelitian untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, misalnya penggunaan media internet terkait peningkatan kualitas pendidikan Agama Islam.
Teknik interview digunakan untuk mendapatkan data lisan yang tidak dapat diperoleh melalui angket dan hasil interview tidak dianalisa secara tersendiri, sedangkan teknik angket adalah digunakan dalam penelitian untuk memperoleh data yang ada kaitannya dengan permasalah yang telah diajukan dalam penelitian ini.
Dalam pengolahan dan menganalis data, penulis menggunakan teknik analisis deskriptif yang bersifat kualitatif dengan bentuk pemaparan dekskriptif analisis.


F.     Jadwal Penelitian
Jadwal kegiatan dalam sebuah penelitian merupakan suatu yang hal yang sangat penting, karena dengan jadwal tersebut akan dijadikan sebagai alat kontrol sehingga penelitian bisa selesai sesuai dengan rencarana yang telah diprogram.
Agenda Penelitian
Penelitian in akan dilaksanakan selama kurang lebih dua bulan. Adapun rancangan jadwal penelitian ini sebagai berikut
Kegiatan Penelitian
Bulan

Ket
Oktober
November
Desember
Januari
I
II
III
IV
I
II
III
IV
I
II
III
IV
I
II
III
IV

Persiapan
-          Menyusun Proposal dan Konsultasi
-          Seminar Proposal
-          Revisi Proposal
-          Pengumpulan Data
-          Analisis Data

Menyusun Laporan
Perbaikan Laporan
Ujian Teseis



x


x



x



x




x








x








x







x









x









x










x




















DAFTAR PUSTAKA
Abdullah,Ambo Enre, Dasar-dasar Penelitian Sosial Kependudukan (Ujung Pandang: FIP IKIP, 1983)
Alwi, Hasan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Edisi ke-3, Jakarta; Balai Pustaka, 2007).
Arif Tiro, Muhammad, Dasar-dasar Statistik, (Cet. I, Makassar: Universitas Negeri Makassar, 2000)
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta: Bina Aksara, 1989)
Bungin, Burhan, Metode Penelitian Kuantitatif – Komunikasi, Ekonomi, dan kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya, (Edisi I, Jakarta; Prenada Media, 2005)
Departemen Agama Republik Indonesia, Kitab Suci Al-Qur’an, Al Qur’an da Terjemahnya, (Semarang: PT. Karya Toha Putra,2002)
Grolier International, Ilmu Pengetahuan Populer, (Jilid 10, Jakarta, Ikrar Mandiri Abadi, 2004).
Hadi, Sutrisno, Statistik 2, (Yogyakarta; YPEP UGM, 1986)
Martini, H. Mimi dan Hadari ,Manusia Berkualitas, (Cet;1, Jakarta; Gadjah Mada University Pres, Yogyakarta, 1994).
Mujib Abd. dan Muhaimin, Pemikiran Pendidikan Islam, Kajian Filosofik dan Kerangka Dasar Operasional Operasional, (Cet. I; Bandung: Trigenda Karya, 1993)
Pelangi Informasi – Sosialisasi Minat dan budaya baca, (Volume xvii, Jakarta, Perpustakaan Nasional RI, 2010),
Putra Dauly, Haidar, Pendidikan Islam dalam Sistem Nasional di Indonesia, Edisi I (Cet. I; Jakarta: Kencana, 2004)
Sudjana, Nana,  Tuntutan Penyusunan Karya Ilmiah, Makalah-Skripsi-Tesis-Desertasi, (Cet. VI, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2001),
Walgito, Bimo, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM, 1991)
Warham, Muhammad,Peranan Pembelajaran Berbasis Teknologi dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama Islam pada Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMA Negeri 2 Sengkang, (Tesis, Koleksi Perpustakaan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2008)
www.annehira.comSistem Pendidikan Islam di Indonesia, (Annehira, 14 Februari 2013)
Zuhairimi, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara 1997)



[1] H. Hadari dan H. Mimi Martini, Manusia Berkualitas, (Cet;1, Jakarta; Gadjah Mada University Pres, Yogyakarta, 1994). H. 176
[2] Kitab Suci Al-Qur’an Departemen Agama Republik Indonesia, Al Qur’an da Terjemahnya, (Semarang: PT. Karya Toha Putra,2002), h. 277
[3] Zuhairimi, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara 1997), h. 209
[4]ibid
[5] Grolier International, Ilmu Pengetahuan Populer, (Jilid 10, Jakarta, Ikrar Mandiri Abadi, 2004). h. 180
[6] ---, Pelangi Informasi – Sosialisasi Minat dan budaya baca, (Volume xvii, Jakarta, Perpustakaan Nasional RI, 2010), h. 291. Lihat pula (Harian Pelita; Edisi Selasa, 31 Agustus 2010, Halaman xvi : 1-2
[7]Ibid. h. 292
[8] Mustaji, Pemanfaatan Multimedia untuk Peningkatan Kualitas Pendidikan, (KTI-Disajikan dalam Seminar AKAL Interaktif TB. Gramedia Expo Surabaya, 29 Januari 2011).
[9] Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Edisi I (Cet. 2; Jakarta: Bumi Aksara, 1992) h. 104
[10]www.annehira.comSistem Pendidikan Islam di Indonesia, (Annehira, 14 Februari 2013).
[11] Muhammad Warham, Peranan Pembelajaran Berbasis Teknologi dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama Islam pada Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMA Negeri 2 Sengkang, (Tesis, Koleksi Perpustakaan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2008)
[12] Besse Ruhaya, “Peranan Pembelajaran Berbasis Teknologi dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama Islam pada Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMA Negeri 2 Sengkang”. Desertasi – Koleksi Perpustakaan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2011)
[13] Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Edisi ke-3, Jakarta; Balai Pustaka, 2007). h.263
[14]Ibid. h. 603
[15] Muhaimin dan Abd, Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam, Kajian Filosofik dan Kerangka Dasar Operasional Operasional, (Cet. I; Bandung: Trigenda Karya, 1993), h. 307
[16] Haidar Putra Dauly, Pendidikan Islam dalam Sistem Nasional di Indonesia, Edisi I (Cet. I; Jakarta: Kencana, 2004), h.55
[17]Ibid, h. 176
[18]Muhaimin Abd. Mujib,Op. Cit., h.307
[19] Mustaji, Op. Cit.
[20] Nana Sudjana, Tuntutan Penyusunan Karya Ilmiah, Makalah-Skripsi-Tesis-Desertasi, (Cet. VI, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2001), h.71.
[21] Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif – Komunikasi, Ekonomi, dan kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya, (Edisi I, Jakarta; Prenada Media, 2005), h. 99
[22] Ambo Enre Abdullah, Dasar-dasar Penelitian Sosial Kependudukan (Ujung Pandang: FIP IKIP, 1983), h. 37.
[23] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta: Bina Aksara, 1989), h. 103.
[24] Sutrisno Hadi, Statistik 2, (Yogyakarta; YPEP UGM, 1986), h. 220
[25] Muhammad Arif Tiro, Dasar-dasar Statistik, (Cet. I, Makassar: Universitas Negeri Makassar, 2000), h. 3
[26] Nana Sudjana, Op. Cit., h.71
[27] Burhan Bungin, Op. Cit., h. 104
[28] Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM, 1991), h. 68
[29] Suharsimi Arikunto, Op. Cit., h. 24.